Assalamualaykum...
Berawal dari seringnya kelupaan
hal-hal umum, seperti mengingat kejadian yang sebenarnya wajar untuk diingat.
Kawan-kawan pada cerita tentang kisah-kisah pas bersama dulu, tapi apa... aku
nya malah lupa, susah untuk mengingatnya malah...
Hal seperti itu terjadi, dengan
mengutip artikel dari tempat lain maka dibuatlah catatan ini, untuk sekedar
mengingat saja...
Dissociative Amnesia (amnesia disosiatif) sebelumnya disebut amnesia psikogenik, individu tidak mampu untuk mengingat detail personal yang penting dan pengalaman yang sering kali berhubungan dengan kejadian traumatis atau sangat menekan. Memori ini hilang tanpa berhubungan dengan disfungsi otak yang berkaitan dengan kerusakan otak atau obat-obatan, juga buka sebuah kondisi lupa yang umumnya terjadi. Orang-orang yang mengalami amnesia disosiatif sangat umum memberikan gambaran tentang sebuah rentang atau rangkaian dalam ingatan mereka mengenai kejadian bermasalah di masa lalu atau bagian-bagian kehidupan mereka. Amnesia disosiatif jarang terjadi, sejauh ini merupakan hal yan sangat umum dalam gangguan disosiatif. Terdapat sebuah kesepakatan yang telah diperhatikan setelah perang dunia II, ketika banyak individu dengan trauma yang berhubungan dengan pertempuran mengalami amnesia.
Ada beberapa bentuk amnesia disosiatif, masing-masing
berhubungan dengan lingkungan tempat orang kehilangan ingatannya.Localized
Amnesia, bentuk yang sangat umum adalah ketika individu lupa akan semua
kejadian yang terjadi selama interval waktu tertentu. Biasabya interval waktu
ini diikuti dengan cepat oleh kejadian yang sangat mengganggu, seperti
kecelakaan mobil, kebakaran atau bencana alam. Selective Amnesia,
individu gagal mengingat kembali bebrapa hal, tetapi tidak semua hal, detail
kejadian-kejadian yang terjadi selama periode waktu tersebut. Orang-orang yang
dapat selamat dari kebakaran dapat mengingat saat ambulans mambawanya menuju
rumah sakit, namun tidak dapat mengingat saat selamat dari rumah yang terbakar.Generalized
Amnesia adalah sebuah sindrom ketika seseorang tidak dapat
mengingat semua hal dalam kehidupannya. Continous Amnesia mencakup kegagalan
untuk mengingat kembali kejadian khusus dan mencakup waktu saat itu. Sebagai
contoh, seorang veteran dapat mengingta masa kanak-kanaknya dan masa mudanya
hingga ia masuk dalam militer, namun ia lupa semua hal yang terjadi setelah
perjalanan pertamanya dalam tugas pertempuran.
Sangat sulit bagi klinisi untuk mendiagnosis amnesia
disosiatif karena banyak kemungkinan lain yang menyebabkan hilangnya ingatan.
Sebagai contoh, amnesia dapat disebabkan oleh disfungsi fisik yang menyebabkan
luka otak, penyalahgunaan zat psikoaktif atau epilepsy. Pilihan lainnya berupa
gangguan psikologis lain dengan gejala yang menyebabkan individu menjadi lupa.
Misalnya seseorang yang mengalami katatonik tidak mengkomunikasikan sesuatu
saat ditanya, mungkin lupa, mungkin kehilangan beberapa informasi mengenai masa
lalunya.
• Karakteristik Diagnostik :
1. Orang dengan gangguan ini mengalami satu atau lebih episode
yang mereka membuat tidak dapat untuk mengingat kembali informasi pribadi yang
penting. Biasanya terjadi pada sebuah situasi lingkungan yang traumatis atau
penuh tekanan. Secara umum hal ini tampak seperti lupa.
2. Gangguan ini tidak berlangsung sebagai hasil dari gangguan mental lainnya, penggunaan substansi, atau kondisi pengobatan atau neurologis. 3. Gejala-gejala ini menyebabkan distress yang signifikan atau kondisi yang lemah.
• Perspektif Biopsikososial
2. Gangguan ini tidak berlangsung sebagai hasil dari gangguan mental lainnya, penggunaan substansi, atau kondisi pengobatan atau neurologis. 3. Gejala-gejala ini menyebabkan distress yang signifikan atau kondisi yang lemah.
• Perspektif Biopsikososial
Gangguan-gangguan yang melibatkan disosiasi dianggap sebagai
neurosis daripada psikosis. Orang dengan gangguan ini mengalami konflik atau
trauma selama hidup mereka dan keadaan-keadaan tersebut menciptakan reaksi
emosi yang sangat kuat, sehungga mereka tidak dapat mengintegrasikannya kedalam
memory, kepribadian dan konsep diri. Symptom-simptom somatic dan disosiaai ada
bukan kehilangan kontak dengan realitas, tetapi perpindahan emosi-emosi ini
menjadi kondisi yang kurang menyakitkan untuk diketahui daripada konflik asli
atau trauma.
Dengan memperhatikan gangguan disosiatif, para ahli percaya
bahwa trauma actual, bukan yang diimajinasikan merupakan sumber symptom
amnesia, fugue dan kepribadian ganda. Rendahnya perasaan efikasi diri,
kurangnya asertivitas dan gagasan yang salah tentang diri dapat menjadi factor yang
berkontribusi terhadap gangguan somatoform dan disosiatif. Sama halnya dengan
keyakinan yang salah mengenai diri dan peran diri dalam penhalaman trauma masa
lalu tampaknya menjadi factor kognitif yang penting dalam gangguan disosiatif.
Menambah komponen psikologis tersebut adalah factor biologis yang berkontribusi
terhadap kerentanan individu dalam mengembangkan pikiran yang maladaptive ini
atau kerentanan terhadap trauma.
Metode kognitif perilaku dalam meningkatkan perasaan efikasi
diri pada individu, asertivitas dan kesadaran akan disfungsi pola piker juga
digabungkan dalam suatu pendekatan treatmen yang integral.
• Treatment Amnesia Disosiatif
Gangguan disosiatif merupakan produk akhir dari pengalaman
traumatis yang kuat pada masa kanak-kanak, khususnya mencakup penyiksaan atau
bentuk lain dari kesalahan penanganan emosi. Walaupun demikian, sebagai
tambahan pengalaman kekerasan pasa masa kanak-kanak, beberapa jenis peristiwa
traumatis juga dapat menghasilkan pengalaman disosiatif, bebrapa yang bersifat
sementara dan beberapa lainnya berakhir dalam jangka waktu yang lama.
Treatment untuk gangguan disosiatif ada bermacam-macam,
sebagian besar karena kondisinya juga bervariasi. Tujuan utama dalam memberika
treatment terhadap orang dengan symptom-simptom disosiatif adalah dengan
membawa kestabilan dan integrasi dalam hidup mereka. Hal yang penting dalam
treatment mereka adalah membangun sebuah lingkungan yang aman, jauh dari
stressor yang mengancam yang mungkin dapat membangkitkan disosiasi. Pada
keamanan dalam konteks treatment, klinisi akan mengenalkan teknik yang
menenangkan, beberapa bersifat psikoterapeutik dan yang lain bersifat
psikofarmakologis. Beberapa klinisi akan menambah obat dan intervensi, juga
dapat membantu meningkatkan kondisi tenang. Obat yang paling umum digunakan
adalah sodium pentobarbital dan sodium amobarbital yang memfasilitasi proses
wawancara, khususnya pada klien yang mengalami amnesia disosiatif dan fugue
disosiatif. Jika amnesianya telah hilang, maka klinisi akan membanti klien menemukan
kejadian apa dan factor-faktor apa yang menyebabkan amnesia.
Gangguan disosiatif menyajikan kesempatan unik menghargai
kompleksitas pikiran manusia dan variasi cara yang tak biasa ketika beberapa
orang merespons pengalaman-pengalaman hidup yang penuh tekanan. Penting untuk
mengingat bahwa gangguan amnesia dan fugue sangat jarang terjadi dan sulit
untuk diterapi, meskipun penjelasan yang saat ini ada bergantung pada
perspektif psikologis.
Contoh Kasus :
Dalam kondisi bingung, Norma mendatangi pusat krisis
kesehatan mental, air mata mengalir diwajahnya. “saya tidak tahu dimana saya
tinggal atau siapakah saya! Dapatkah seseorang membantu saya?” Tim krisis
membantu mencari tasnya, namun tidak menemukan apapun, hanya sebuah foto gadis
kecil berambut pirang. Norma tertidur dan menjadi kehabisan tenaga, ia tidur
disebuah tempat tidur yang dapat membuatnya tenang. Tim krisis memanggil polisi
local untuk mencari apakah terdapat laporan orang hilang. Gadis kecil difoto
tersebut adalah putrid Norma. Ia ditabrak sebuah mobil ditempat parkir yang
penuh pada sebuah pusat belanja. Walaupun mendapat luka dengan kaki yang patah
, gadis tersebut dapat beristirahat dengan nyaman disebuah ruang perawatab di
rumah sakit. Ibunya menghilang. Norma muncul dan berkeliling selama beberapa
jam. Ia meninggalkan dompet dan kartu identitas lainnya pada pekerja social
rumah sakit di kamar darurat. Saat Norma bangun, ia dapat mengingat siapa
dirinya dan lingkungan kecelakaan, tapi ia tidak dapat mengingat apa yang telah
terjadi.
daftar
pustaka :Halgin, P, Richard; Whitbourne, Krauss, Susan. 2009. Abnormal
Psychology Clinical Perspective on Psychological Disorder. 6th Edition. Mc.Graw
Hill. New York
Sekian dulu ya.. semoga bisa sembuh dan tidak makin parahWassalam..
Sekian dulu ya.. semoga bisa sembuh dan tidak makin parahWassalam..